Aktris Sarah Azhari (kiri) dan Rahma Azhari (kanan) terlihat serius saat menghadiri sidang uji materiil Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronika di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu. Keduanya diminta jadi saksi.
SELEBRITIkerap dirugikan internet.Banyak selebriti berharap adanya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) bisa mencegah mereka jadi korban teknologi di dunia maya itu.
Beberapa waktu lalu, aktris Sarah Azhari dan Rahma Azhari sempat kelabakan setelah foto-foto mereka yang sedang mandi beredar di internet. Foto-foto itu membuat mereka bolakbalik ke kantor polisi untuk mencari tahu siapa penyebar foto tersebut. Belum selesai kasus tersebut, Rahma dan Sarah kembali dipusingkan oleh masalah baru.Kakak beradik Azhari ini disebut-sebut sebagai wanita panggilan kelas atas. Lagi-lagi tuduhan tersebut justru datang dari internet.
Bukan hanya Sarah dan Rahma yang kerap bermasalah dengan perkembangan di situs-situs internet.Banyak artis lain yang juga kerap dipusingkan dengan masalah tersebut. Contoh terbaru adalah kasus video porno yang diklaim dilakukan aktris Dea Imut. Banyak orang percaya akan video tersebut. Sebab, di situs internet ada orang yang mengklaim bahwa video itu benar.Kenyataannya, video tersebut justru adalah potongan film porno Thailand yang sengaja dibuat guna menyudutkan nama Dea Imut.
Internet memang jadi buah simalakama bagi para selebriti. Di satu sisi mereka menggalang popularitas lewat internet. Sarah sendiri membuat blog untuk menjaga komunikasi dengan para penggemarnya.Namun di sisi lain,banyak selebriti mendapatkan pengalaman buruk dengan internet. Seperti yang sudah disebutkan tadi. Sarah berharap agar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) bisa menjadikan mereka sebagai pengguna internet yang baik ketimbang korban dari internet.
Untuk mewujudkannya, Sarah langsung setuju ketika diminta untuk jadi saksi oleh pemerintah atas sidang uji materi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terhadap UUD 1945 di Mahkamah Konstitusi. Saat bersaksi Sarah bercerita,di internet dirinya seperti jadi orang yang benar-benar memiliki perilaku negatif. Ia mengatakan jika menulis namanya di situs pencarian, maka yang 90 persen tulisan atau gambar yang keluar selalu bersifat negatif. ”Pastinya saya sedih karena saya dianggap sebagai perempuan yang bisa dibeli.
Saya punya anak,saya punya keluarga yang mengetahui hal itu dan hal itu yang membuat saya malu,” sebut Sarah. Sarah memang mengkhawatirkan pengaruh negatif gambar dan tulisan yang ada di internet.Ia malah pernah menerima pertanyaan dari temannya yang ada di luar negeri karena bingung melihat foto-fotonya yang ada di internet. ”Saya sebagai manusia dan warga negara Indonesia ingin mengadu halhal seperti ini.
Tapi saya tidak tahu harus mengadu ke mana karena hal-hal itu (foto dan gambar) tidak bisa dihilang begitu saja.Saya punya anak dan orangtua yang bisa melihat foto dan gambar saya selama-lamanya. Mungkin sampai saya mati gambar itu masih ada dan saya tidak bisa berbuat apa-apa,”ungkap Sarah sambil menitikan air mata.
Sumber : www.seputar-indonesia.com
|