Indonesia Berhasil ciptakan Radar sendiri & Siap Memproduksi masal
Posted by faisal_malmsteen on 22 June 2009 08:50

JAKARTA -- Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil yang dikelilingi luasnya lautan. Hal ini membuat Indonesia memiliki potensi kekayaan bumi yang melimpah, namun juga memberikan resiko dan permasalahan yang besar.


Extended News

JAKARTA -- Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil yang dikelilingi luasnya lautan. Hal ini membuat Indonesia memiliki potensi kekayaan bumi yang melimpah, namun juga memberikan resiko dan permasalahan yang besar. Kenyataannya Indonesia menghadapi banyak ancaman dan permasalahan akibat posisi
geografisnya, seperti konflik teritorial dengan Negara tetangga, penyelundupan kekayaan alam, pembajakan kapal laut, dan terorisme.

Untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan sekaligus membantu memaksimalkan pengawasan dan pengamanan negara, Indonesia memerlukan suatu sistem pengamanan terintegrasi yang diaplikasikan ke dalam bentuk radar. Selama
ini teknologi radar dikuasai oleh pihak asing. Bertahun-tahun lamanya Indonesia membeli radar dari negara lain dengan biaya sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhannya.

Beno Pradekso, Direktur Utama Solusi247 menyatakan, “Sudah waktunya teknologi strategis seperti radar, dikuasai oleh sebuah bangsa besar seperti bangsa Indonesia. SOLUSI247 bersama dengan divisi radar RCS-247 (Radar & Communication Systems) berhasil meluncurkan sebuah karya anak bangsa di bidang teknologi radar. Radar buatan anak bangsa ini diberi nama INDRA.

Radar Maritim INDRA dibangun dengan kemampuan mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal di lautan dengan penggunaan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) yang mampu menghasilkan radar canggih dengan daya
pancar sangat rendah. Karena daya pancarnya yang sangat rendah itu INDRA dapat dioperasikan dimana saja dan tidak akan menggangu perangkat-perangkat lain di sekitarnya.

Dalam proses pembangunan INDRA, RCS-247 bekerjasama dengan institusi-institusi riset, pendidikan dan swasta dalam negeri seperti PPET- LIPI, ITB, UI dan IDE. Dalam kerjasama ini, pembangunan INDRA dilakukan sepenuhnya di Indonesia oleh insinyur-insinyur terbaik anak bangsa. Teknologi radar yang diterapkan pada INDRA didukung juga oleh institusi
riset IRCTR - TU Delft di Belanda yang memang sudah sejak lama menguasai teknologi ini.

Mengukur dengan Akurat

Pada tanggal 24 Oktober 2008, untuk pertama kalinya INDRA diujicobakan di pantai Cilegon, Banten. Ujicoba ini disaksikan juga oleh Dinas Litbang TNI-AL. Dalam penampilan perdananya, INDRA mengukuhkan eksistensinya
sebagai radar maritim. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar di laut dengan akurat.

Dr. Ir. A. Andaya Lestari, Head of Division dari RCS-247 menegaskan, “Tanggal 24 Oktober 2008 merupakan momen bersejarah bagi dunia IPTEK Indonesia. Hari itu untuk pertama kalinya setelah 63 tahun kemerdekaan Indonesia, akhirnya sebuah radar buatan bangsa Indonesia telah berhasil dibangun dan dioperasikan. "Semoga keberhasilan ini turut menyemarakkan 100 tahun kebangkitan nasional Indonesia," kata Andaya.

Saat ini RCS-247 mengembangkan beberapa varian dari radar maritim yaitu Radar Kapal (Marine Radar) dan Radar Pantai (Coastal Radar) yang dapat berfungsi sebagai radar stand alone maupun membentuk jaringan radar. RCS-247 juga telah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah Radar Penembus Tanah atau Ground Penetrating Radar (Georadar) yang berfungsi untuk mendeteksi benda-benda yang tertanam di dalam tanah.

"Dengan diluncurkannya INDRA, Indonesia telah berhasil membuat radar sendiri dengan keunggulan yang mampu bersaing dengan radar buatan luar negeri," kata Andaya menambahkan.

 

Spesifikasi Alat tersebut sebagai berikut:

Applications

Ships radar
Marine radar
Naval navigation

Key Features

Very low transmit power (“silent radar”)
State-of-the-art antenna technology and signal processing
Superior target detection, discrimination and localization capabilities
Covert operations ready

Specifications

Transceiver
Transmit power : 1 Watt
Frequency : X-band
Range scales : 48, 24, 12, 6, 3, 1.5, 0.75 NM
Location : Upmast (integrated with antennas)
Weight : 22 kg (antenna unit + turning mechanism – TX-RX unit)
Dimensions : 35 (w) x 45 (l) x 25 (h) cm (turning mechanism – TX-RX unit)

Antennas
Configuration : Separate TR-RX antennas
Type : Patch arrays
Beamwidth : Horizontal: 2°, Vertical: 20°
Rotation speed : Variable (max. 48 rpm)
Weight : 22 kg (antenna unit + turning mechanism – TX-RX unit)
Length : 1.2 m (4 feet)
Wind load : Relative wind 100 kt for 24 rpm and 70 kt for 48 rpm
Temperature : -25° C to +70° C

Radar Processor Unit
System : PC-based
Location : Downmast
Video output : VGA, adaptable to ARPA systems
Weight : 8 kg
Dimensions : 25 (w) x 30 (l) x 20 (h) cm
Temperature : -15° C to +55° C

Software
OS : Linux
Control : MATA (MAritime Tracking Aid)
User interface : Output: audio-visual, selectable menus and windows; Input: keypad with tracker ball

Power supply
Input : 110 / 220 V ac from vessel’s mains
Output : 12 V dc
Optional Uninterrupted Power Supply (UPS) unit available

Display unit
Resolution : Color VGA, 640 x 480 pixels

Control unit
Input control : Keypad with tracker ball
Temperature : -15° C to +55° C

Casing
All parts are protected by rust- and waterproof casing

Sumber: Forumbebas.com